(MTsN
Nganjuk) - Rabu (06/07/2016), MTsN Nganjuk mengikuti kegiatan Pawai Obor yang diadakan oleh Pemerintah Daerah Kab. Nganjuk dalam rangka
menyambut Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh
sekolah/madrasah yang ada di Kota Nganjuk dan penampilan pasukan drum
band dari seluruh wilayah Kab. Nganjuk.
Kegiatan pawai obor yang dimulai sejak pukul 19.30 WIB ini dibuka dan diberangkatkan langsung oleh Bupati Kepala Daerah Kab. Nganjuk, H. Taufiqurrahman, start dari GOR Bung Karno dan finish di depan Pendopo Kab. Nganjuk. Pawai yang dilaksanakan rutin setiap tahun ini mendapatkan apresiasi yang sangat luar biasa dari masyarakat kota Nganjuk dan sekitarnya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang menyaksikan perjalanan pawai obor di sepanjang jalan yang dilewati oleh peserta pawai.
MTsN Nganjuk yang setiap tahun selalu berperan serta dalam kegiatan ini, kali ini juga ikut memeriahkan kegiatan tersebut dengan mengambil tema "BEDUG". Bedug dan kentongan merupakan strategi dakwah dari Sunan Kalijaga untuk mempercepat penerimaan masyarakat terhadap Islam.
Diceritakan, pada sidang Walisongo, Sunan Ampel yang merupakan wali sepuh menghendaki pelaksanakan syari’at Islam untuk tanah Jawa sebagaimana telah dijalankan umat Islam di semenanjung Arab. Pendapat ini kemudian disanggah oleh Sunan Kalijaga, bahwa agar Islam menyebar luas di tanah Jawa perlu memperhatikan adat istiadat masyarakat setempat dengan menumpangi ajaran Islam di dalamnya. Salah satunya adalah lewat bedug dan kentongan yang merupakan alat keseniaan yang sudah akrab di mata masyarakat. Bedug dan kentongan diambil, karena suaranya yang khas dan mempunyai falsafah tersendiri.
Dengan model dakwah Sunan Kalijaga ini, Islam dapat diterima secara luas oleh masyarakat Jawa yang kemudian menyebar ke seantero Nusantara. Itulah bentuk kearifan seorang juru dakwah. (ato)
Galery:
Kegiatan pawai obor yang dimulai sejak pukul 19.30 WIB ini dibuka dan diberangkatkan langsung oleh Bupati Kepala Daerah Kab. Nganjuk, H. Taufiqurrahman, start dari GOR Bung Karno dan finish di depan Pendopo Kab. Nganjuk. Pawai yang dilaksanakan rutin setiap tahun ini mendapatkan apresiasi yang sangat luar biasa dari masyarakat kota Nganjuk dan sekitarnya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang menyaksikan perjalanan pawai obor di sepanjang jalan yang dilewati oleh peserta pawai.
MTsN Nganjuk yang setiap tahun selalu berperan serta dalam kegiatan ini, kali ini juga ikut memeriahkan kegiatan tersebut dengan mengambil tema "BEDUG". Bedug dan kentongan merupakan strategi dakwah dari Sunan Kalijaga untuk mempercepat penerimaan masyarakat terhadap Islam.
Diceritakan, pada sidang Walisongo, Sunan Ampel yang merupakan wali sepuh menghendaki pelaksanakan syari’at Islam untuk tanah Jawa sebagaimana telah dijalankan umat Islam di semenanjung Arab. Pendapat ini kemudian disanggah oleh Sunan Kalijaga, bahwa agar Islam menyebar luas di tanah Jawa perlu memperhatikan adat istiadat masyarakat setempat dengan menumpangi ajaran Islam di dalamnya. Salah satunya adalah lewat bedug dan kentongan yang merupakan alat keseniaan yang sudah akrab di mata masyarakat. Bedug dan kentongan diambil, karena suaranya yang khas dan mempunyai falsafah tersendiri.
Dengan model dakwah Sunan Kalijaga ini, Islam dapat diterima secara luas oleh masyarakat Jawa yang kemudian menyebar ke seantero Nusantara. Itulah bentuk kearifan seorang juru dakwah. (ato)
Galery: