(MTsN 5 Nganjuk) - Demi melawan dampak buruk budaya asing yang terus saja masuk ke negara kita, hari ini, Jum'at (7/4/2017), MTsN 5 Nganjuk mengadakan lomba permainan tradisional antar kelas 7 dan 8. Lomba yang digelar di Lapangan basket madrasah tersebut melombakan tiga jenis permainan tradisional, yaitu lomba balap egrang estafet, lomba balap terompah berboncengan, dan lomba gobak sodor.
Memang, terdapat dampak positif dari masuknya budaya asing ke negara kita. Namun, tidak sedikit dampak negatif yang telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Baik itu sikap, perilaku, cara berbicara, bahkan hampir punahnya permainan tradisional warisan para leluhur.
Generasi muda yang harusnya menjadi generasi pelestari budaya, telah melupakan budanya sendiri. Bahkan, menurut suatu penelitian, lebih dari 50% remaja Indonesia merasa kurang bangga dengan budayanya sendiri. Mereka lebih percaya diri, jika dalam kesehariannya bermain game
online, PS, game watch, X-Box dan lain sebagainya. Padahal, semuanya harus
dibayar dengan uang.
Kepala MTsN 5 Nganjuk, Sutopo, sangat mengapresiasi perlombaan permainan tradisional yang digelar hari ini. Menurut beliau, anak-anak di dunia ini telah menjadi korban dari globalisasi
permainan modern. Globalisasi selalu dikaitkan dengan modernsiasi, tidak
kuno, tidak ketinggalan jaman, dan sebagainya. Sehingga implementasinya, anak akan
dicap ‘ndeso’ atau ‘katrok’ jika tidak mencoba atau mengganti
permainan-permainan tradisionalnya dengan mainan produk globalisasi
tersebut. (ato)
Galery: